Tip: Meningkatkan Konsentrasi Membaca

on Thursday, August 23, 2012

Sumber: disini
Membaca merupakan aktivitas aktif, memberi tanggapan terhadap apa yang dibaca. Informasi yang diserap dalam membaca sama dengan apa yang diserap waktu mendengarkan. Bila membaca, informasinya adalah kata yang dicetak. Dalam mendengarkan, sumber informasinya adalah ucapan. Kesan yang diperoleh oleh mata atau telinga diantar ke otak, lalu pembaca atau pendengar itu mengerti informasi yang diemban oleh kata atau ucapan itu. Apabila kita akrab dengan arti kata bacaan atau ucapan itu, kita akan cepat mengerti.

Apabila perhatian dan konsentrasi kita fokuskan pada bahan yang kita baca, maka gagasan dan gambaran tentang isi bacaan akan nampak jelas dan mudah kita pahami. Koordinasi atau kerja sama antara otak dan mata menentukan dalam membaca. Sekalipun bahan yang dibaca mudah, kerja sama dua organ tubuh itu mutlak perlu. Apabila dalam melakukan suatu pekerjaan lain yang ringan kita dapat memikirkan sesuatu yang lain, maka tidak demikian halnya dalam membaca. Bagaimanapun ringannya bahan bacaan itu, konsentrasi amat dibutuhkan. Pikiran kita harus tertuju ke bacaan itu. Dengan konsentrasi, kita cepat mengerti dan cepat memahami bacaan. Sebaliknya, apabila selama membaca pikiran kita berada di tempat lain, melamun, atau memikirkan hal lain misalnya, sulit bagi kita untuk memahami arti bacaan itu.

Kurangnya daya konsentrasi pada tiap orang disebabkan oleh hal-hal yang berbeda. Ada orang yang memerlukan tempat yang tenang untuk dapat membaca, sementara orang lain perlu ditemani suara radio. Kurangnya konsentrasi dapat juga disebabkan oleh kurangnya minat perhatian terhadap apa yang dibaca karena tidak menarik; terlalu sulit atau terlalu mudah; atau memang membosankan. Dapat juga disebabkan karena memang orang itu belum siap membaca, misalnya karena badan terlalu lelah, atau secara emosional tidak memungkinkan untuk membaca karena kesulitan keuangan atau mendapat kesusahan. Singkatnya, ada sesuatu yang membuat pikiran menjadi kusut sehingga perhatiannya pecah.

Untuk meningkatkan daya konsentrasi, ada dua kegiatan penting, yaitu (1) menghilangkan atau menjauhi hal-hal yang menyebabkan pikiran menjadi kusut dan (2) memusatkan perhatian secara sungguh-sungguh. Hal ini termasuk memilih tempat dan waktu yang sesuai dengan dirinya, serta memilih bahan bacaan yang menarik. Teknik-teknik membaca seperti survei bahan bacaan sebelum memulai membaca dan menentukan tujuan membaca, adalah cara-cara untuk berkonsentrasi.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif
Judul asli artikel: Meningkatkan Konsentrasi
Penulis: Soedarso
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1988
Halaman: 49 -- 50


Sumber: e-Buku -- Penginjilan (I)
Edisi 104/Agustus 2012

Selamat Berjuang

on Wednesday, May 30, 2012

Untuk apa kita hidup? Apa tujuan hidup kita? pertanyaan-pertanyaan seperti itu seringkali tidak menemukan jawaban ketika ditanyakan, namun ketika melalui perjalanan hidup itu sendiri, kita semakin menyadari bahwa hidup itu haruslah memiliki makna karena waktunya yang singkat. Dan bicara masalah hidup, adalah sebuah proses perjalanan dari kelahiran hingga kematian. Tidak ada yang tahu seberapa lama kita hidup. Tak peduli seberapa banyak masalah dan cobaan, kita harus berjuang untuk hidup. Dari kenyataan tersebut kita turut mengaminkan bahwa hidup adalah perjuangan. Perjuangan untuk tetap hidup. Perjuangan atas cita-cita, perjuangan melawan penyakit, perjuangan melawan ketidakadilan, perjuangan menaklukkan diri sendiri, dan perjuangan-perjuangan lainnya. Kembali atas 33 tulisan mengenai perjuangan, saya menemukan banyak kisah yang menginspirasi serta memberi kekuatan untuk terus menjalani hidup yang keras ini. Dan pada akhirnya kita akan kembali pada Sang Pemberi Hidup.  Di situlah perhentian perjuangan kita.

on Thursday, April 26, 2012

Judul : Hatiku Rumah Kristus
Pengarang : Robert Boyd Munger
Penerbit : Yayasan Gloria Yogyakarta

Buku karangan Robert Boyd Munger yang diterjemahkan dari judul “My Heart-C
hrist’s Home” ini memberikan gambaran untuk
kita mengenai apa yang terjadi bila Kristus hadir dalam hati kita. Di dalam hati yang seperti rumah-Nya, kita diajak untuk turut merenungkan: adakah kita selalu siap berjumpa dengan-Nya setiap hari di ruang tamu dalam hati kita?

Di dalam hati kita kita juga terdapat ruangan-ruangan: ruang makan, tempat kita menguji setiap hasrat atau keinginan yang seharusnya dan yang tidak seharusnya mengontrol kehidupan kita; ada juga ruang kerja, tempat kita bekerja dengan segala kelemahan yang kita miliki. Dia datang ke ruangan ini dan bersedia untuk mengajari kita dan turut bekerja bersama kita sehingga apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini dapat menjadi berkat bagi sesama kita dan turut membangun kerajaan-Nya. Ada pula gudang kotor dalam hidup kita, yang menyimpan semua kelakuan buruk kita di masa lalu yang hanya kita simpan tanpa berani kita membuangnya. Tapi Dia datang untuk membersihkannya dan menjadikan gudang ini sebuah ruangan yang bersih dan harum tanpa ada lagi keburukan yang menimbulkan bau busuk di dalamnya.

Buku dengan 58 halaman ini dapat dibaca oleh segala golongan usia. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Dalam buku ini juga kita dapat menyadari apa kehendak Dia untuk kita, yang dapat mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna. Ilustrasi menarik karya Andrea Jorgenson juga turut membawakan pesan klasik yang menolong kita pada Efesus 3 : 17 “Sehingga oleh imanmu Kristus diam dalam hatimu…”
Created By : Dina Sabathia Rumanti (Arum)

Apakah Kelompok Pembaca Itu?

ARTIKEL: APAKAH KELOMPOK MEMBACA ITU?
Diringkas oleh: Sri Setyawati

Membaca secara berkelompok telah ada sejak adanya kegiatan membaca. Pada abad sebelum buku-buku cetak dan buku-buku murah beredar, saat buku-buku atau naskah-naskah harus dibacakan dengan keras, sudah ada beberapa diskusi atau ulasan buku walaupun singkat. Beberapa di antara kita mungkin mengira membaca sebagai suatu kegiatan pengasingan diri dan bersifat pribadi -- perjalanan seorang diri. Lalu apa definisi kelompok membaca? Secara umum, kelompok membaca bisa diartikan sekelompok orang yang bertemu secara teratur untuk mendiskusikan buku.

Kita akan membahas kelompok membaca secara global terlebih dulu. Hal ini bisa dilihat dari kelompok-kelompok membaca di internet yang cukup banyak, bersifat temporal, beragam, dan membentuk komunitas percakapan yang penuh semangat dan tidak tetap. Internet dapat dilihat dalam dua cara: sebagai alat bantu untuk kelompok-kelompok membaca dan sebagai kelompok membaca itu sendiri. Meskipun internet mungkin tampak berlawanan dengan apa yang dihargai kelompok membaca (situasi tatap muka, sifat lokal), hal ini dapat diterima dengan tangan terbuka sebagai sumber yang mengagumkan; bukan suatu pengganti, melainkan pelengkap dan terbaik kedua untuk mereka yang tinggal di rumah atau terisolasi.

Karena Winn-Dixie

on Wednesday, February 15, 2012

Judul: Karena Winn-Dixie
Judul Asli: Because of Winn-Dixie
Penulis: Kate di Camillo
Alih Bahasa: Diniarty Pandia
Tahun: 2004 (Desember)

Apakah kau mencari rumah? sang pendeta bertanya, lembut sekali, pada Winn Dixie. Winn Dixie menggoyang-goyangkan ekornya. "Yah," sang pendeta berkata, "kurasa kau punya rumah sekarang." (hlm 19).

Bagaimana kita memaknai sebuah rumah? Apakah kita memandang bahwa rumah adalah bangun ruang yang terdiri dari lantai, dinding, jendela dan atap? rumah adalah sebuah lambang status dimana rumah menunjukkan kelas sosial seorang manusia. Rumah juga merupakan tempat perlindungan, dimana rumah adalah tempat paling aman dari angin, hujan dan panas. Rumah juga adalah  inspirasi, dimana angan-angan dan cita-cita terbentuk dan berpulang kembali dari dan ke rumah. Dan rumah adalah bentuk penerimaan, bagi orang-orang yang tersisih, bagi yang kehilangan, bagi yang tak berpunya sanak, bagi yang ditolak, dan bagi yang sendiri.

Dari sudut pandang seorang anak kecil berusia 10 tahun bernama India Opal. Ia kesepian sebab ia tak punya adik atau kakak, ibunya meninggalkan ia dan ayahnya, dan ayahnya sendiri sebagai pendeta sebuah gereja di Naomi, Florida. Winn-Dixie adalah nama anjing yang ditemukan Opal di sebuah toko serba ada. Sebuah kejadian unik mengawali pertemuan mereka.

Bila mencermati akan apa yang disampaikan oleh peristiwa-peristiwa kecil yang dialami oleh India Opal, terasa suatu nuansa kesepian dan kerinduan. Seperti pada saat India Opal bertanya pada ayahnya tentang bagaimana rupa ibunya, dan ia juga menanyakan tentang sepuluh hal tentang ibunya pada ayahnya. Ada suatu kerinduan dimana ia ingin sekali tahu lebih banyak tentang ibunya. Dan disinilah bagian kritis cerita ini: Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sementara orang dewasa seperti ayahnya Opal tidak menyadari pentingnya memberi pengertian.

Kisah ini sudah difilmkan pada tahun 2005. Opal diperankan Annasophia Robb (Anna berusia 12 tahun ketika memerankan Opal), Ayah Opal diperankan oleh Jeff Daniels, Gloria diperankan oleh Cicely Tyson, Otis diperankan oleh Dave Matthews.

Cerita ini dijadikan bahan ajar di sekolah-sekolah Amerika.  Karena itu juga Because of Winn -Dixie ini memperoleh banyak penghargaan. Antara lain Newbery Medal, Josette Frank Award dari Children's Book Committee at Bank Street College of Education, Mark Twain Award. Lalu, apa saja yang dialami seteah bertemu dengan Winn-Dixie? Silakan temukan jawabannya pada buku ini di perpustakaan gereja J

Helvry, 31 Januari 2012 | http://perpuscengkir.blogspot.com

Kupas Tuntas Pernik Ibadah Minggu

on Sunday, January 29, 2012

Seminggu sekali kita berkumpul di gereja, mengulang ritual yang sama-sama lagi. Pernahkah kita mencari tahu makna di baliknya? Kami dari tim liturgi telah lama membawa kerinduan untuk mensosialisasikan makna setiap tindakan yang kita lakukan di kebaktian Minggu, agar kita bisa menjalankan kebaktian Minggu dengan lebih bermakna. Tidak hanya menjadi pengikut pasif yang duduk-berdiri-duduk-salaman di ibadah Minggu, tetapi menjadi jemaat yang aktif dan memahami makna di balik ritual. Percayalah, niscaya ibadah kita akan terasa lebih berbeda!

Maka, berbekal kerinduan ini, kami merancang minggu ini dan empat minggu ke depan sebagai Bulan Liturgi GKI Kelapa Cengkir. Kami akan menghadirkan terbitan khusus ini sebagai pendampingan bagi jemaat sekalian dalam meraih ibadah yang lebih khusuk dan mengena. Selamat menghayati liturgi gereja

God Bless,
Tim Liturgi GKI KC


Liturgi
Oleh: Andar Ismail
“Apa liturgi untuk besok sudah siap?” “Aduh. liturgi tadi pagi panjang betul.” “Mana cukup mencetak liturgi cuma 200 lembar?” Dalam ketiga ucapan ini kata liturgi digunakan dalam arti yang keliru.

Apa itu liturgi? Sekitar 400 tahun sebelum kelahiran Kristus, kata itu sudah lazim dalam budaya Yunani-Romawi. Kata leitourgia (leos= rakyat, ergon = kerja) berarti kerja bakti yang dilakukan penduduk kota. PAda zaman itu liturgi berarti apa yang dibaktikan seseorang bagi kepentingan kehidupan bersama. Kemudian liturgi juga berarti pajak yang dibayar oleh warga negara. Sekitar tahun 300 SM kaya liturgi mendapat arti lain, yakni ibadah dalam kuil. Beberapa ratus tahun kemudian para pengarang Perjanjian Baru memakai kata liturgi untuk ibadah atau kebaktian kepada Tuhan. Dalam Kisah Para Rasul 13:2 tertulis: “Pada suatu hari ketika mereka beribadah (Yunani: leitourgounton) kepada Tuhan…” Dari situ kita sekarang mengenal kata liturgi dalam arti tata ibadah.

Liturgi adalah kaidah untuk ibadah, aturan untuk ibadah dan tata cara untuk ibadah. Dengan liturgi kita beribadah dengan persiapan dan pemahaman, bukan secara dadakan atau asal-asalan. Dengan demikian, kita menyanyi bukan asal bunyi atau berdoa bukan asal ngomong. Dengan demikian ibadah menjadi tertib, teratur, dan khidmat. Itulah maksud Rasul Paulus ketika ia berpesan bahwa ibadah “harus berlangsung dengan sopan dan teratur” (1 Kor 14:40).

Have a Little Faith

on Friday, December 2, 2011

Judul asli: Have a Little Faith
Penulis: Mitch Albom
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2010

Mitch Albom terkenal sebagai seorang reporter olahraga menceritakan pengalaman hidup bersama orang yang membuatnya menyadari makna hidup. Orang pertama adalah rabi-nya yang bernama Albert Lewis. Rabi Lewis meminta Mitch menyampaikan eulogi baginya manakala ia meninggal. Eulogi adalah sebuah ucapan atau tulisan penghargaan terutama bagi orang yang sudah meninggal. Suatu permintaan yang kurang lazim bagi Mitch dan mungkin bagi kita. Permintaan tersebut membawa Mitch ke dalam perkenalan yang dalam kepada Rabi Lewis. Hari-hari Mitch mengunjungi Rabi-nya adalah persiapan dalam pembuatan eulogi yang membawa Mitch pada bagaimana belajar tentang hidup, menghargai sesama, mencukupkan dengan apa yang ada, membenci peperangan, menelepon seseorang dengan ramah dan bersahabat, menerima kehilangan sebagai suatu bentuk rasa syukur, dan banyak pelajaran hidup lainnya.

Orang kedua adalah Henry Covington. Seorang pemimpin gereja I Am My Brother’s Keeper di Detroit. Gereja itu memliki misi menampung orang-orang tunawisma di Detroit. Kala itu, di Detroit sedang terjadi krisis ekonomi parah. Banyak perusahaan yang bangkrut, dan banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal yang layak. Henry mengambil inisiatif untuk menampung orang-orang tersebut di gereja. Mitch mengambil peran dengan menulis tentang hal tersebut di artikel, dan donasi datang dari para pembaca.

Buku ini sangat inspiratif, membaca kisah Mitch ini menyadarkan kita akan hal mendasar dalam menjalani hidup. Sering kali kita menilai orang dari latar belakangnya dan membandingkannya dengan ‘gaya hidup’ orang saleh. Namun, bukankah kita hidup untuk hari ini dan hari depan? Apakah eulogi itu jadi disampaikan? Silakan baca buku ini di perpustakaan. ~helvry02122011~